Minggu, 22 September 2013

LITERACULTURE (Literature Culture)



LITERACULTURE
(Literature Culture)

Wandi Adiansah
Moch. Iqbal Makatita
Hendra Nugraha

A. Latar Belakang
Indonesia merupakan sebuah negara berkembang dengan tingkat populasi penduduk yang tinggi. Tingginya tingkat populasi penduduk ini sayangnya tidak dibarengi dengan peningkatan angka kesejahteraan. Semakin tingginya angka kemiskinan, pengangguran, korupsi serta rendahnya tingkat pendidikan, kesehatan dan kesejahteraan, semakin memperparah daftar masalah-masalah yang ada di negeri ini. Sudah hampir 68 tahun bangsa ini merdeka, namun tidak dapat kita pungkiri berbagai masalah-masalah sosial masih saja ada dan seperti telah mendarah daging dalam kehidupan masyarakat Indonesia masalah-masalah tersebut malah semakin betah dan seolah tidak ingin pergi dari kehidupan di negeri ini.
Masalah sosial yang paling mendasar dalam kehidupan masyarakat Indonesia adalah masalah kemiskinan. Dikatakan demikian karena dari satu masalah ini saja dapat memunculkan berbagai masalah-masalah lain seperti pengangguran, tingkat pendidikan dan kesehatan masyarakat rendah dan masalah-masalah lainnya.  Berbagai upaya telah dilakukan oleh berbagai pihak untuk mengatasi masalah ini. Namun upaya-upaya yang telah dilakukan belum mencapai hasil yang diinginkan karena upaya yang dilakukan tersebut belum menyentuh akar dari masalah yang ada.
Kemiskinan, banyak orang mengatakan bahwa kemiskinan dekat dengan kebodohan dan kebodohan dekat dengan kemiskinan. Hal ini memang tidak dapat kita pungkiri. Sebenarnya Tuhan tidak pernah menciptakan orang bodoh di dunia ini, namun kebodohan ini ada karena banyak orang tidak dapat memanfaatkan, mengembangkan dan memaksimalkan apa yang mereka miliki untuk kehidupan mereka.
Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi kemiskinan adalah dengan memberantas kebodohan. Upaya ini dapat dilakukan dengan cara meingkatkan minat baca di masyarakat. Seperti yang kita tahu saat ini minat baca masyarakat Indonesia sangatlah rendah dan menurut data yang kami peroleh, minat baca masyarakat Indonesia masih berada dibawah negara-negara tetangga seperti Malaysia, Thailand dan Singapura. Disadari atau tidak hal ini merupakan sebuah bencana dan juga merupakan sebuah ancaman yang serius bagi kehidupan bangsa karena dampaknya akan dirasakan secara tidak langsung dan dalam jangka waktu yang panjang.
Di era globalisasi seperti saat ini, membaca menjadi sebuah keharusan bagi semua orang. Dengan membaca kita dapat meningkatkan pengetahuan, menambah wawasan serta dapat meningkatkan kecerdasan dan intelegensi. Selain itu, membaca juga dapat membantu kita agar selalu up date terhadap informasi-informasi terkini yang sedang terjadi. Dewasa ini membaca juga merupakan sebuah kebutuhan yang tidak hanya dibutuhkan oleh pelajar atau mahasiswa, namun juga oleh pengajar, pebisnis, pejabat, dan juga menjadi kebutuhan bagi masyarakat luas baik masyarakat menengah keatas maupun masyarakat menengah kebawah.
Minimnya minat baca di Indonesia salah satunya dikarenakan rendahnya kemampuan masyarakat untuk membeli buku bahkan bagi sebagian orang buku masih menjadi barang yang mahal. Bagi sebagian kalangan seperti pelajar atau mahasiswa hal ini dapat diatasi dengan meminjam buku ke perpustakaan, namun bagi masyarakat menengah kebawah jangankan meminjam buku ke perpustakaan mendapatkan akses ke perpustakaan saja bagi mereka merupakan sesuatu yang sangat sulit. Selain itu walaupun perpustakaan dapat menjadi alternatif solusi untuk mendapatkan buku, seperti yang kita tahu perpustakaan yang umumnya terdapat di sekolah-sekolah atau kampus memiliki koleksi buku yang terbatas keragamannya pada hal-hal yang berkaitan dengan pendidikan saja.
Dari latar belakang diatas, kelompok kami berencana untuk membuka usaha “Jasa Penyewaan dan Pemesanan Buku” yang kami namakan “LITERACULTURE”. Pada dasarnya usaha ini berorientasi pada bidang sosial, pendidikan dan pengembangan. Sesuai dengan orientasi usahanya, dalam pelaksanaannya pada usaha ini akan dikembangkan gerakan membaca pada generasi muda. Namun disisi lain, seperti pada usaha-usaha pada umumnya usaha ini juga berorientasi pada profit atau keuntungan.

B.  LITERACULTURE (Literature Culture)
Usaha yang akan kami jalankan ini bernama LITERACULTURE yaitu singkatan dari LITERATURE CULTURE. Menurut ALA Glosary of Library and Information Science (1983), Literatur adalah bahan bacaan yang digunakan dalam berbagai aktivitas baik secara intelektual maupun rekreasi. Sedangkan definisi Culture (Budaya) menurut wikipedia bahasa Indonesia adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Dari kedua pengertian tersebut kami mengambil nama LITERACULTURE yang berarti budaya membaca sebagai sarana untuk mengembangkan intelektual dan sebagai sarana hiburan/rekreasi yang ditanamkan dalam kehidupan masyarakat serta akan terus berkembang dan diwariskan dari generasi ke generasi terutama pada generasi muda sebagai suatu kebudayaan.
Buku adalah salah satu benda yang paling penting dalam hidup kita, maka dari itu buku sering kali disebut sebagai jendela dunia. Buku bukan hanya sekedar kumpulan kertas yang disatukan lalu diberi jilid rapi dengan isi yang cukup serius mengenai pelajaran-pelajaran penting yang sulit dimengerti. Buku juga banyak yang menyenangkan, novel atau komik misalnya. Membaca buku pelajaran memang penting adanya, namun membaca buku dimasa kini seperti sebuah kewajiban bukan sebuah kebutuhan. Padahal seharusnya membaca buku itu adalah sebuah kebutuhan bagi semua orang.
Disamping membaca buku pelajaran, membaca komik atau novel juga bukanlah sesuatu yang salah. Bagaimana bisa kita terus-terusan hanya membaca buku pelajaran tanpa memikirkan diri kita sendiri. Kita pun membutuhkan hiburan. Mungkin dari komik dan novel kita bisa mendapatkan hiburan yang kita butuhkan seperti mendapatkan ilmu yang kita butuhkan dari membaca buku pelajaran.
Kita butuh ilmu, kita juga butuh hiburan. Semua berkesinambungan. Semua harus tepat pada porsinya masing-masing. Oleh karena itu dalam buku kita bisa mendapatkan apa yang kita butuhkan dalam hidup, ilmu dan hiburan.
Literaculture merupakan usaha yang bergerak dalam jasa penyewaan dan pemesanan buku. Tingginya kebutuhan akan buku terutama dikalangan pelajar dan mahasiswa merupakan salah satu alasan kami memilih usaha ini. Seperti yang kita tahu bagi kalangan pelajar dan mahasiswa tidak jarang mereka membeli buku yang tebal dan mahal namun hanya diperlukan untuk sementara misalnya saja buku untuk mencari bahan materi presentasi yang diperlukan sementara atau membeli novel yang tentunya hanya dibaca sekali, atau buku lainnya yang hanya diperlukan sementara. Jadi dengan adanya sewa buku ini kita tidak perlu membeli buku dengan harga yang mahal untuk dipakai sementara tetapi hanya perlu menyewa dengan harga yang lebih murah. Dengan adanya sewa buku ini kita dapat menghemat biaya untuk mendapatkan ilmu pengetahuan.
Selain dapat menghemat biaya sewa buku ini juga akan menyediakan berbagai jenis buku seperti novel yang menjadi favorit para remaja, buku pelajaran dari anak-anak sampai dewasa, buku-buku kuliah, buku untuk bisnis untuk para pengusaha atau orang yang ingin memulai membuka bisnis dan berbagai jenis buku yang dibutuhkan oleh berbagai pihak. Terutama buku yang yang diperlukan oleh para pelajar. Dengan demikian tidak menyulitkan orang-orang untuk mendapatkan buku.
Selain usaha penyewaan buku, Literaculture juga menyediakan jasa pemesanan buku dan juga akan mengembangkan program gerakan membaca pada generasi muda.

C.  Visi dan Misi
Mewujudkan sebuah masyarakat yang menjadikan membaca sebagai tradisi yang mulia, menjadikan buku sebagai asset kekayaan, dan menjadikan ilmu pengetahuan sebagai sarana beramal sholeh.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar