oleh : Hendra Nugraha
Siapa itu wirausaha sosial ?
Sebenarnya istilah profesi ini masih banyak yang belum mengetahuinya oleh
beberapa warga masyarakat, namun seorang wirausaha sosial adalah sebuah profesi
yang mampu menciptakan sebuah solusi akan prihatinan keadaan Negara kita yang
penuh dengan segelintir orang yang belum mempunyai suatu pekerjaan.
Kemudian, apabila dilihat dari
segi kekayaan alam, kita patut bersyukur akan kekayaan alam yang kita memiliki,
mengapa demikian ? karena Negara kita memiliki bentang wilayah pegunungan dan
lautan yang luas, tanah yang subur, kekayaan bahan tambang, namun itu semua
adalah baru beberapa dan masih banyak lagi kekayaan alam yang dimiliki oleh
Negara kita. Sayangnya itu semua belum bisa membantu untuk mensejahterakan
seluruh warga masyarakatnya.
Belakangan ini masalah-masalah sosial seakan-akan telah
membudaya di kalangan sekitar kita
seperti masalah yang sangat identik kita dengar yaitu masalah sosial
berupa masalah pengangguran. Pengangguran, kenapa sih pengangguran muncul ? yah
tentu saja karena persedian lapangan
pekerjaan yang dibutuhkan tidak mengimbangi dengan banyaknya jumlah pencari
pekerjaan.
Kewirausahaan
sosial sebenenarnya menjawab pertanyaan
atas cara menyelesaikan Masala sosial. Gerakan kewirausahaan sosial adalah sebuah proses yang dilakukan oleh warga
negara dengan membangun atau mentransformasi institusi untuk meningkatkan
solusi pada permasalahan sosial, seperti kemiskinan, penyakit, kesulitan baca
tulis, kerusakan lingkungan, pelanggaran hak asasi dan korupsi, dalam rangka
membangun kehidupan yang lebih baik bagi semua (Bornstein & Susan, 2010).
Intinya Negara kita membutuhkan ribuan bahkan jutaan wirausahaan sosial
untuk memberikan solusi untuk menjawab kesedihan akan negara kita yang penuh
dengan jiwa-jiwa muda yang belum bisa mendapatkan suatu pekerjaan. Bicara
tentang sumber daya manusia yang berbasis intelektual atau memiliki skill
mempuni sebenarnya Negara kita tidak kalah dengan Negara tetangga. Namun yang
menjadi pertanyaanya, kenapa sih Negara kita masih terdapat pengangguran bahkan
malahan setiap tahunnya tingkat presentasi pengangguran negara kita meningkat?
Yah karena Ribuan
sarjana yang dicetak setiap tahunnya masih berboyong-boyong mengantri untuk
menjadi pegawai negeri sipil ataupun menjadi pegawai BUMN.
Coba kita mulai membayangkan bersama-bersama jika dari beberapa ribuan
sarjana yang dicetak setiap tahunnya ingin menciptakan usaha sendiri dan tidak
mau mencari lowongan pekerjaan, dalam arti mereka berusaha menjadi wirausaha
sosial dan disetiap wirausaha sosial tersebut mempunyai pegawai-pegawai, maka
jumlah pengangguran di Negara kita bisa ditangani dan tentu saja tingkat
presentasi jumlah pengangguran bisa berkurang.
Dan terdapat istilah-istilah tentang seorang wirausaha sosial menurut
seorang tokoh yaitu Suprapto
dan Halim (2006) yang menyatakan bahwa seorang wirausaha sosial adalah individu
yang dianggap;
1. Mampu mengidentifikasi kesenjangan
kebutuhan dan peluang yang tercipta dari suatu kesenjangan.
2. Mengemukakan imajinasi dan visi dari
pemahaman peluang tersebut.
3. Memotivasi dan merekrut sumber daya,
membangun visi.
4. Mampu mengatasi kendala dan resiko
yang mungkin terjadi.
5. Mengenalkan dan menerapkan sistem
yang tepat untuk mengendalikan ventura selain menciptakan inovasi juga.
Serta terdapat pula pengertian bahwa seorang wirausaha
sosial adalah Unreasonable People. Artinya
seorang wirausahaan bisa menciptakan suatu hal yang dianggap orang lain bahwa
hal tersebut tidak mungkin bisa terwujud. Itu semua beberapa kelebihan dari
seorang wirausaha sosial. Apabila kita ingin mengenal lebih dalam lagi tentang
seorang wirausaha sosial, Peter F. Drucker punya jawabannya sendiri tentang hal
tersebut. Peter F. Drucker mengungkapkan bahwa seorang kewirausahaan adalah
seseorang yang memiliki watak atau ciri-ciri sifat yang mempunyai kemampuan
keras untuk mewujudkan gagasan-gagasan inovaif kedalam dunia usahanya dan mampu
mengembangkannya dengan rasa tanggung dan pantang menyerah, dapat dikatakan
bahwa seorang wirausaha sosial selalu melihat peluang kesuksesan dalam berbagai
situasi. Ia tidak melihat kegagalan. Bahkan lebih ekstrim lagi, ia tidak
mengenal kegagalan.
Oprah Winfrey, adalah salah satu contoh wirausaha sukses di
bidang entertainment yang tidak mengenal kegagalhan. “Tidak ada hal-hal seperti
kegagalan dalam hidup saya,” kata Oprah. “Saya tidak mempercayainya.” Pada
kesempatan lainnya ia menyatakan bahwa “Saya tidak mempercayai keberuntungan.
Saya pikir keberuntungan adalah ketika persiapan bertemu dengan kesempatan.
Kemudian terdapat suatu konsep tentang kewirausahaan
sosial yang dijelaskan oleh Bapak Hery wibowo yaitu bahwa seorang wirausaha sosial adalah seseorang yang tidak puas hanya memberikan
ikan kepada orang yang lapar, ataupun mengajarkan kepada mereka cara memancing,
namun ia tidak akan pernah berhenti sebelum industri perikanan berubah.
Artinya, seorang wirausaha sosial pantang menyerah terhadap sistem, sebaliknya
(ketika sistem tersebut merugikan masyarakat), ia justru berpikir bagaimana
mengubah sistem tersebut.
Pada konteks kewirausahaan sosial, kita akan mengenal tiga istilah yang saling
berkaitan yaitu social enterpreneurship (kewirausahaan sosial), social
enterpreneur (wirausaha sosial), dan social enterprise (lembaga yang menaungi
aktivitas kewirausahaan sosial). Intinya dalam lingkup kewirausahaan sosial
akan terjadi suatu hal yang saling berpengaruhi satu sama lainnya.
Tidak salahnya jika kita ingin menjadi seorang
kewirausaha sosial, toh profesi ini bahkan menjadikan kita sebagai seorang yang
mampu berpikir positif dan mampu selalu melihat peluang kesuksesan dalam berbagai situasi,
dan tidak mengenal kata menyerah dan bahkan kegagalan. Bahkan manfaat pembelajaran
lain yang kita akan dapatkan sebagai seorang kewirausahaan sosial adalah untuk:
1.
Selalu berusaha menumpahkan dan
menuangkan kreativitas, untuk menciptakan produk baru atau gaya promosi baru.
2.
Selalu berusaha untuk mencapai
target keuntungan dan menghindari kerugian.
3.
Selalu berusaha untuk mencari
jaringan ataupun teman-teman baru untuk memperluas pasar.
4.
Selalu berusaha untuk menjelajahi
beragam ilmu baru tentang kewirausahaan, sehingga pikiran selalu penuh terisi
dengan ilmu baru.
5.
dan masih banyak lagi yang lainnya.
Jika kita
semua ingin menjadi seorang kewirausahaan sosial, langkah awal yang harus kita
lakukan adalah menerapkan suatu usaha yang murni non profit, artinya usaha yang
terindikasi oleh kemurnian non profit sebenarnya adalah usaha yang berjalan
untuk sebuah manfaat sosial. Lalu
dalam perjalanannya, aktivitas mulai merambah ke aktivitas yang menghasilkan
profit, sehingga dapat menjaga berlanjutan aktivitas. Atau sebaliknya,
kewirausahaan sosial dapat dimulai aktivitas yang murni profit, dan dalam
perjalanannya, mulai melakukan kegiatan yang bertujuan untuk menyelesaikan
masalah sosial, mengembangkan potensi ataupun upaya-upaya memenuhi kebutuhan
masyarakat.
Kewirausahaan sosial adalah milik bersama. Seyogianya
semangat inovasi untuk peningkatan potensi dan aset ini dapat dinikmati
bersama. Sebaiknya, aktivitas kewirausahaan sosial juga tidak hanya monopoli
warga kota. Artinya semua orang itu memiliki potensi untuk menghasilkan sebuah
inovasi atau pun suatu mahakarya kreativitas yang sangat manajubkan. So mau
siapa kita ataupun kita berasal dari kalangan ekonomi kebawah, kita harus
berani untuk bersaing dalam menghasilkan suatu karya yang bias membuat Negara
ini dipandang hebat oleh Negara lain.
Mari kita mulai terinspirasi bersama-sama untuk
menciptakan keterampilan yang mampu ditransformasikan menjadi aktivitas yang
bermanfaat bagi sesama. Serta mari temukan gagasan terbaik, dan segera
mewujudkannya. “Mau dibawa kemana Negara ini jika para pemudanya tidak mampu
untuk menghasilkan suatu solusi untuk mengobati kesedihan tanah air yang kita
cintai ini, karena nasib Negara kita kedepannya ada ditangan kita. Kita? Yah
kita, karena kita adalah satu-satunya tumpuan untuk merubah Negara ini menjadi
Negara yang mampu menghasilkan suatu solusi yang bisa membelokan arah yang
melenceng menjadi lurus kembali”.
Dalam buku ini banyak
pembelajaran yang akan kita dapatkan bahkan sampai menjadi suatu pendorong
penyemangat untuk kita semua. Dari apa itu yang dimaksud dengan kewirausahaan
itu apa. Menurut buku tersebut ada sepuluh pola
pikir yang dimiliki oleh seorang wirausahawan, yaitu:
1. Memiliki
locus of control internal
Seorang wirausahawan harus memiliki
pengendalian terhadap dirinya sendiri.
2. Memiliki
toleransi untuk ambiguitas
Memiliki toleransi terhadap sesuatu hal
yang berbeda atau melanggar hal-hal yang dianggap pakem.
3. Kesediaan
untuk menggaji orang yang lebih cerdas dari dirinya.
Kesadaran atas kesinergitasan akan
menghasilkan sesuatu yang lebih banyak dari yang didapat (siap untuk berbagi pikiran
dan wawasan serta mengisi kekosongan-kekosongan yang ada pada individu
tersebut)
4. Konsisten
untuk selalu berkreatifitas, membangun, dan mengubah berbagai hal.
Kreatifitas artinya menemukan hal-hal
yang luar biasa dibalik hal-hal biasa (Bill Moyers, dalam Joyce Wycoff, 2003;
43)
5. Dorongan
yang kuat untuk peluang dan kesempatan
Mampu melihat peluang dan berani untuk
menangkapnya.
6. Rasa
ugenitas yang tinggi
Bentuk urgenitas yang tinggi akan
memaksa kita untuk berinovasi.
7. Perseverance
Usaha menciptakan ide baru kemudia
berusaha mematangkan dan mewujudkannya.
8. Resilience
Kesadaran bahwa hidup adalah perjuangan
dan perjuangan selalu memerlukan kekuatan untuk bangkit setelah jatuh dan
terjerembab oleh kerasnya kehidupan.
9. Optimis
Bentuk keyakinan bahwa tujuan akan
tercapai dan target akan terpenuhi dengan kekuatan yang ada.
10. Rasa
humor tentang diri sendiri
Kemampuan mentertawakan diri sendiri
adalah salah satu bentuk kapabilitas untuk mengkoreksi dan bahkan mengkritik
diri sendiri.
Setiap
wirausahawan yang sukses memiliki empat unsure pokok yaitu:
1. Kemampuan
(hubungannya dengan IQ dan skill)
2. Keberanian
(hubungannya dengan EQ dan mental)
3. Keteguhan
hati (hubungannya dengan motivasi diri)
4. Kreativitas
yang menelurkan sebuah inspirasi sebagai cikal bakal ide untuk menemukan
peluang berdasarkan intuisi (hubungannya dengan experiences).
Kewirausahaan sendiri, menurut bentuk kegiatan atau
lingkup usahanya dapat dibedakan menjadi empat jenis, seperti yang diungkapkan
oleh Ciputra (2009: 8-12).
a.
Business
Enterpreneur
Dikategorikan
menjadi beberapa jenis:
1. Kewirausahaan
yang dimulai karena keadaan kepepetan. Artinya karena tidak ada jalan lain
untuk mencari uang, kemudian dengan segala modal dan sumber yang ada aktivitas
kewirausahaan dijalankan.
2. Kewirausahaan
duplikasi. Dalam artian lainnya yaitu kewirausahaan musiman.
3. Kewirausahaan
yang inovatif. Bagi, banyak pihak jenis inilah yang dirasakan mampu memberikan
kontribusi pertumbuhan ekonomi yang positif.
Dapat di kelompokan kembali menjadi 2 bagian yaitu Owner Enterpreneur. Para pencipta dan
pemilik bisnis yaitu mereka yng mampu melihat peluang dan kemudian
mengembangkannya menjadi suatu usaha tertentu. Sementara Profesional Enterpreneur, yaitu mereka yang bekerja pada owner entrepreneur.
b. Government
Enterpreneur
c. Social
Enterpreneur
Sebuah
lembaga yang bergerak dengan tujuan sosial namun dalam
operasionalnyamenggunakan prinsip dan aplikasi bisnis.
d. Academic
Enterpreneur
Mereka
yang dengan sengaja menyusun kurikulum, mendidik dan mengajarkan serta
mendorong peserta didiknya untuk menjadi wirausaha.
Kegiatan wirausaha jika dilakukan dengan
sungguh-sungguh berpotensi mendorong kita memiliki:
a. Kualitas
berpikir apresiatif
b. Kemampuan
menentukan tujuan
c. Berperasaan
positif.
Jadi apabila kita
bersungguh-sungguh dan yakin apa yang kita lakukan dengan baik serta mampu
bermanfaat untuk orang lain, maka kita akan mendapatkan suatu feedback yang
bisa bermanfaat bagi kita pula untuk kedepannya.
Dion Alexander Nugraha dalam bukunya Revolusi sikap
menjadi entrepreneur, menyatakan bahwa paling tidak ada beberapa makna dari
kegagalan yaitu:
1. Kegagalan
merupakan guru yang baik.
2. Kegagalan
akan membuat anda mengubah tindakan
3. Kegagalan
merupakan peringatan bagi kita untuk lebih hati-hati atau waspada.
Intinya jangan takut akan kegagalan yang akan menempa
kita kelak, karena kegagalan itu sebenarnya adalah suatu berkah yang bernilai
baik bagi kita, karena kegagal itu mampu membuat kita berintropeksi diri untuk
menjadi orang yang mampu berdiri kembali dengan rasa berani.
Salah satu pembeda utama dengan kewirausahaan biasa
(bisnis) adalah penyebab/penggeraknya. Pada diagram di muka, terlihat bahwa
kewirausahaan sosial antara lain digerakkan oleh misi sosial, identifikasi
peluang, adanya usaha ekstra untuk memperjelas kemungkinan akses kapital dan
pihak-pihak bersentuhan yang berpotensi saling mempengaruhi. Swedberg (2006:1) menyatakan:
“ One of the most
intersting advances in recent entrepreneurial thought is the idea that the
notion of innovative or entrepreneurial behaviour, which was originally
invented to deal exclusively with economic phenomena, is today also used to
explain what happens in social or non-economic areas of society. “
semakin jelas bahwa penggerak utama
kewirausahaan sosial, salah satunya adalah untuk mengatasi permasalahan sosial.
Kemudian bagaimana membangun atsmorif kewirausahaan
sosial dalam lingkungn kita. Herry wibowo mengatakn bahwa cara terbaik dalam
membangun atmosfir harus “Konsisten
dan kerja keras adalah salah satu kunci sukses membangun budaya kewirausahaan.
Dalam Upaya membangun atmosfir kewirausahaan sosial”.
Artinya sikap kita menjadi titik awal keberhasilan.
Seorang Wirausahan harus selalu memiliki sikap yang positive dan selalu
berpikiran kedepan. Masalah hanya dijadikan sudut pandang sebelum dijadikan
sebagai peluang. Pola pikir da pola tindak kewirausahaan sosial harus selalu
diiringi ke konsistenan dan kerja keras tanpa lelah.
Referensi :
·
Http://www.innovation-thinking.blogspot.com
(karangan; Herry Wibowo)
·
Buku :
Kewirausahaan Suatu Pengantar (karangan; Herry Wibowo)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar