Senin, 22 September 2014

SOP Divisi Dana Usaha Swot Side 2014

Divisi dana usaha atau yang biasa di panggil danus ini adalah divisi yang sangat vital dalam keorganisasian Swot Side 2014. Peran serta danus sendiri yaitu mencari pendapatan basah dari setiap kesempatan dan program-program yang sudah direncanakan.
Program kerja danus berprinsip kreatif,inovatif dan ekonomis dimana danus tetap mengutamakan kualitas sehingga tidak mengecewakan pelanggan dan tetap mengedepankan pertimbangan keuntungan yang didapatkan.
Berikut SOP Divisi Dana Usaha Swot Side 2014.



Kelompok Diskusi Danus.

  • Wandi Adiansah
  • Fitri Ismail
  • Anna Rizki Annisa
  • Ashari Utomo Putra
  • M. Iqbal Makatita
  • Putri Nabhani
  • Destin Putri
Tugas Mata Kuliah Human Service Organization.

Minggu, 14 September 2014

Standar Operasional Prosedur (SOP)

Halo literers, kali ini saya akan share beberapa bahan bacaan mengenai Standar Operasional Prosedur (SOP). Mungkin untuk beberapa literers sudah tidak asing lagi dengan bahasan mengenai SOP ini. Nah, untuk menambah pengetahuan dan wawasan, berikut ada beberapa link yang membahas tentang SOP. 
Bahan bacaan pertama yang akan saya share adalah sebuah modul dari Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. Modul ini berjudul "SOP dalam Organisasi". Nah buat literers yang berminat untuk membaca modul keren ini, bisa langsung klik link dibawah, format file modul ini yaitu word document, jadi literers bisa langsung download modulnya. Check this out, ini linknya, http://www.ditbin-widyaiswara.or.id/modul/Sop_dalam_organisasi_gol_iii.doc
Oke lanjut ke link yang kedua nih literers, bahan bacaan yang kedua ini merupakan  bahan yang akan dibahas dalam workshop Forum HRD. Dalam bacaannya dijelaskan secara singkat tentang apa itu SOP, manfaatnya serta pentingnya SOP bagi sebuah perusahaan atau organisasi. Berikut link yang bisa diakses http://hrd-forum.com/article-hrd/apa-itu-standard-operating-procedure-sop/
Beres baca dari Forum HRD sekarang kita coba baca tulisannya si mbah-mbah asli wong jowo literers (dari webnya sih bilang gitu). Walaupun nama webnya sedikit kocak (warung mbah jingkrak) tapi pepatah bilang "don't judge the books by its cover", jangan menilai buku dari sampulnya aja, isi webnya si mbah ini singkat padat dan jelas juga loh literers. Yuk kita tengok gimana pembahasan si mbah terkait SOP dilink ini http://www.mbah-jingkrak.com/apa-itu-standard-operating-procedure-sop/
Gimana literers, udah dapet sedikit pencerahan kan dari si mbah? Nah lanjut ke link berikutnya ada para pengusaha cantik nan cerdas yang tergabung dalam Womanpreneur Community yang akan memberi kita penerangan (habis cerah terbitlah terang). Dari pada penasaran langsung aja klik link berikut ini literers http://womanpreneur-community.com/blog/apa-sih-sop-itu-emang-penting/
Nah, ada satu lagi bahan bacaan menarik yang sayang kalau ngga dishare. Ada tulisannya Mas Fauzi nih yang memberikan penjelasan singkat tentang pentingnya SOP. Walaupun Mas Fauzi ini sebenarnya sedang iklan workshopnya, tapi berterima kasihlah sama Si Mas yang sudah berbagi. Makasih mas. Ini linknya http://lywafauzie.weebly.com/standard-operating-procedure.html
Terakhir nih literers, ada satu ebook dan web keren yang bisa langsung didownload. E-booknya berjudul Guidance for Preparing Standard Operating Procedures ( http://www.epa.gov/QUALITY/qs-docs/g6-final.pdf ) terus di web dengan alamat ( http://www.wikihow.com/Write-a-Standard-Operating-Procedure ) kita bisa liat bagaimana cara menulis atau membuat sebuah Standar Operasional Prosedur.
Oke literers, itu tadi beberapa bahan bacaan yang membahas tentang Standar Operasional Prosedur. Semoga bermanfaat . . . 

( Wandi Adiansah/170310120048)

Minggu, 15 Desember 2013

Social Entrepreneurship Highlight

oleh : Wandi Adiansah

Gemah ripah loh jinawi

Sebuah semboyan bangsa yang mungkin sudah tidak asing lagi ditelinga kita. Sebuah kalimat sederhana namun memiliki arti dan makna yang luar biasa. Sebuah ungkapan yang menggambarkan bumi pertiwi Indonesia. Sebuah semboyan yang akan mengantarkan kita pada kesadaran akan kekayaan potensi yang dimiliki oleh Indonesia. Kekayaan yang akan membawa kemakmuran, ketentraman, kesejahteraan dan kedamaian bagi masyarakat seutuhnya. Namun disisi lain semboyan tersebut hanyalah sebuah rangakaian kata-kata semata jika kita sebagai bagian dari bangsa Indonesia tidak mengimplementasikannya secara nyata. Kekayaan yang melimpah tersebut tentu menunggu untuk dimanfaatkan sebesar-besarnya oleh tangan-tangan dingin anak bangsa. Dibutuhkan sebuah komitmen, pengabdian, semangat serta kerja keras untuk mengelola kekayaan tersebut guna dimanfaatkan untuk kemajuan serta masa depan bangsa.

Sebagai generasi muda rasanya kitalah yang paling bertanggung jawab terhadap masa depan bangsa. Kemudian yang menjadi pertanyaan adalah dengan cara apa kita melakukannya ? Sebagai jawaban dari pertanyaan tersebut, kewirausahaan adalah langkah nyata yang dapat kita lakukan untuk memajukan bangsa. Menurut Ciputra, seperti yang dikutip dalam Kewirausahaan Suatu Pengantar karangan Hery Wibowo kewirausahaan adalah kemampuan untuk merubah kotoran dan rongsokan menjadi emas. Definisi ini tentu saja sangat filosofis dan mendalam. Kotoran atau rongsokan dalam hal ini seringn diidentikkan dengan hal-hal yang tidak berguna dan siap untuk dibuang. Sedangkan emas, adalah objek yang menunjukkan harga diri tinggi, kemewahan dan kesuksesan. Kemampuan entrepreneur adalah membuat hal yang hampir dibuang, menjadi hal yang sangat dibanggakan dan disimpan abadi.

Berdasarkan definisi diatas kita dapat melihat bahwa kewirausahaan mampu melihat masalah sebagai peluang. Merubah sesuatu yang tidak mungkin menjadi mungkin. Melihat sesuatu yang sederhana menjadi sesuatu yang luar biasa. dari hal tersebut dapat kita lihat bahwa pola pikir seorang wirausaha sangatlah berbeda dengan pola pikir kebanyakan orang. Seperti yang dikutip dari pernyataan Hery Wibowo dalam bukunya Kewirausahaan Suatu Pengantar, bahwa paling tidak ada dua hal yang mendasari kewirausahaan yaitu pola pikir (mindset) dan pola tindak (method). Sebagai mindset, kewirausahaan mewakili pola pikir, asumsi dasar, nilai atau yang mendasari pemikiran kita. Mindset wirausaha dalam hal ini adalah pola pikir positif, pantang menyerah, selalu berusaha melihat peluang. Selanjutnya, sebagai metode (method), tentu saja aktivitas wirausaha memiliki langkah/cara/strategi tertentu untuk dapat sukses (tidak terlalu mudah gagal). Secara umum, metode ini dibagi menjadi dua, yaitu business content (jenis bisnisnya/produk/barang), dan business context (yaitu perangkat bisnisnya, mulai dari manajemen keuangannya, pemasaran, sdm, dll). Menurut Hery Wibowo, pola pikir yang selama ini kita pegang/pelihara menjadi potensi awal dari perilaku kita. Apakah dia akan membawa kita pada kondisi memberdayakan (empowering) atau sebaliknya melemahkan/membatasi (disempowering/limiting). Begitupula dengan mindset lebih diarahkan pada sesuatu yang dapat kita raih (kita punya kendali untuk memilikinya). Jadi, tidak pada tempatnya menyalahkan sesuatu diluar diri kita (lingkungan, keluarga, teman) untuk urusan mindset. Artinya, kita bertanggung jawab atas mindset kita sendiri.

Mindset atau pola pikir seorang wirausaha melibatkan 10 kualitas, menurut Neal Thornberry kesepuluh mindset wirausaha tersebut yaitu :
  • Memiliki locus of control internal (istilah yang digunakan untuk menggambarkan bagaimana seseorang berpikir tentang kendali hidupnya “kita adalah pusat kendali”).
  • Memiliki toleransi untuk ambiguitas (seorang wirausaha memiliki toleransi unutk berbuat berbeda dan melanggar hal-hal yang dianggap pakem).
  • Kesediaan untuk mengaji orang lebih cerdas dari dirinya (sadar akan kelebihan dan potensi yang dimilikinya serta sadar akan kelemahan yang ada pada dirinya).
  • Konsistensi untuk selalu berkreativitas, membangun dan mengubah berbagai hal (kreativitas sangat dibutuhkan dalam sebuah bisnis, hal ini bertujuan agar daya tahan bisnis yang dijalankan terhadap persaingan menjadi semakin kuat).
  • Dorongan yang kuat untuk peluang dan kesempatan (inilah mata elang wirausaha “mampu melihat peluang dan berani mengambil tindakan untuk menangkapnya”).
  • Rasa urgenitas yang tinggi (hal ini berkaitan dengan inovasi didalam sebuah bisnis).
  • Perseverance (usaha untuk menemukan ide baru dan berusaha utuk mematangkan dan mewujudkan ide tersebut).
  • Reselience (hidup adalah sebuah perjuangan, dan perjuangan selalu memerlukan kekuatan untuk bangkit setelah jatuh dan bangun setelah terjerembab oleh kerasnya kehidupan).
  •  Optimis (keyakinan bahwa tujuan akan tercapai dan target akan terpenuhi dengan kekuatan sendiri).
  • Rasa humor tentang diri sendiri (rasa besar hati).

Berdasarkan penjelasan diatas, terlihat bahwa terminologi kewirausahaan bukan hanya sebatas aktivitas bisnis belaka, namun juga mencakup sikap, karakter, antusiasme dan pola pikir. Tidak hanya dapat digunakan dalam dunia wirausaha namun spirit ini juga sangat penting dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari baik itu untuk para pegawai ataupun untuk kita para pelajar dan mahasiswa. Spirit inilah yang oleh oleh Hery Wibowo dalam http://innovation-thinking.blogspot.com/ disebut sebagai intrapreneur, yaitu semangat entrepreneur yang diimplementasikan dalam domain pegawai atau domain lain dalam kehidupan sehari-hari yang menuntut agar apa yang dilakukan selalu mendapatkan hasil terbaik.

Menurut Ciputra seperti yang dikutip dalam Kewirausahaan Suatu Pengantar, kegiatan kewirausahaan dapat dibedakan menjadi empat jenis, yaitu :
  • Business entrepreneur (pola wirausaha umum).
  • Goverenment entrepreneur (memasukan jiwa kewirausahaan kedalam kerangka pelayanan publik).
  • Academic entrepreneur (para pendidik yang mengajarkan dan mendorong lahirnya entrepreneur).
  • Social entrepreneurship (terminologi ini mencakup mulai dari gerakan individu yang mencoba membuat perbedaan sampai ke aktivitas dari organisasi nonprofit yang mewirausahakan dirinya dengan mengambil pelajaran dari dunia bisnis).

Dari ke empat jenis kewirausahaan tersebut yang akan menjadi sorotan utama dalam tulisan ini adalah Social Entrepreneurship atau kewirausahaan sosial. Hery Wibowo (dalam http://innovation-thinking.blogspot.com/) mendefinisikan kewirausahaan sosial sebagai sesuatu yang tidak sederhana mengingat sebuah kewirausahaan sosial itu sendiri melingkupi sebuah gerakan, semangat dan aktivitas yang luas.

Kewirausahaan sosial adalah sebuah gerakan bottom up yang dilakukan yang dilakukan demi memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang belum dapat dipenuhi atau disediakan oleh pemerintah. Gerakan ini bukan bertujuan untuk mengambil alih peran pemerintah dalam penyediaan sumber kebutuhan, justru gerakan ini membantu atau bahkan dapat berkolaborasi dengan pemerintah untuk menyediakan sumber kebutuhan masyarakat. Selain itu gerakan kewirausahaan sosial juga merupakan gerakan dengan semangat inovasi dan perubahan. Ide-ide baru yang out of the box  disinergikan dengan peluang-peluang dan sumber daya yang ada. Terminologi kewirausahaan sosial ini sangat erat kaitannya dengan semangat berbisnis dan semangat filantropi. Dengan kata lain kewirausahaan sosial adalah aktivitas bisnis yang dilakukan untuk menciptakan manfaat sosial.

Aktivitas kewirausahaan sosial ini sangat efektif dan telah terbukti membantu meyelesaiakn berbagai permasalahan sosial yang ada di Indonesia. Dewasa ini berbagai gerakan kewirausahaan sosial bermunculan di berbagai daerah di Indonesia. Salah satunya adalah gerakan kewirausahaan sosial yang dikembangkan oleh Jurusan Ilmu Kesejahteraan Sosial FISIP UNPAD. Melalui mata kuliah kewirausahaan sosial, mahasiswa dituntut untuk membuat satu gerakan yang bertujuan untuk menciptakan sebesar-besarnya manfaatan sosial bagi sebanyak-banyaknya orang. Dengan ide-ide baru serta inovasi dan kreativitas yang dimiliki oleh para mahasiswa, lahirlah gerakan-gerakan kewirausahaan sosial yang bergerak diberbagai bidang seperti konsultasi remaja, gerakan membaca, olahraga, lingkungan hidup, dll.

Dalam menjalankan sebuah aktivitas kewirausahaan sosial, diperlukan habitus kewirausahaan sosial. Habitus adalah sesuatu yang melekat pada diri individu. Habitus dibentuk oleh pengalaman selama menjalani kehidupan, interaksi sosial, pendidikan dan lain-lain. Habitus yang melekat tersebut kemudian berkembang sejalan dengan tumbuh kembangnya dan menjadi filter/asumsi dasar yang melekat padanya. Habitus kewirausahaan sosial disini adalah pemikiran tentang praktik kewirausahaan sosial, yang dimulai dari "rasa-olah pikir-pengalaman hidup-empati' tentang kehidupan, masalah sosial, keinginan untuk menjadikan kehidupan jauh lebih baik dan lain-lain.  

Pada konteks kewirausahaan sosial, terdapat tiga istilah yang saling berkaitan yaitu social enterpreneurship, social enterpreneur dan social enterprise. Social entrepreneurship seperti yang telah dijelaskan sebelumnya yaitu sebuah tindakan kreatif, menggunakan sumber daya yang tersedia untuk mengasilkan manfaat sosial. Social entrepreneur adalah individu yang menjalankan aktivitas kewirausahaan sosial. Sementara social entreprise merupakan lembaga yang mewadahi gerakan kewirausahaan sosial.

Dalam Kewirausahaan Suatu Pengantar karangan Hery Wibowo terdapat sebuah bab yang menurut saya cukup menarik yaitu bab mengenai kewirausahaan dan pengembangan diri. Dalam bab ini dijelaskan kaitan antara kewirausahaan dengan pengembangan diri. Menurut Hery jika kegiatan wirausaha dilakukan dengan sungguh-sungguh, maka akan berpotensi mendorong kita memiliki :
  •  Kualitas berpikir apresiatif,
  • Kemampuan menentukan tujuan,
  • Berperasaan positif.

Arus globalisasi yang membawa perkembangan yang semakin pesat telah membawa dampak positif maupun negatif. Namun disisi lain sebagai seorang wirausahawan kita hendaknya kita memandang perkembangan globalisasi tersebut sebagai peluang emas untuk membuat suatu gerakan kewirausahaan. Dengan semakin terbukanya pasar bebas dan semakin besarnya daya beli masyarakat telah memberikan peluang yang lebar bagi seorang wirausaha untuk mengepakkan sayapnya. Selain itu juga semakin banyaknya fasilitas-fasilitas premium dan melimpahnya sumber daya alam di Indonesia dapat kita manfaatkan sebagai peluang bisnis. Dengan sentuhan kreativitas dan inovasi peluang-peluang tersebut dapat kita manfaatkan menjadi sesuatu hal yang luar biasa.

START SMALL, THINK BIG AND ACTION NOW

Daftar Pustaka :
Wibowo, Hery. 2011. Kewirausahaan Suatu Pengantar. Bandung: Widya Padjadjaran.

WANDI ADIANSAH / 170310120048          




Social Entrepreneurship Highlight - Oleh : Hendra nugraha

oleh : Hendra Nugraha
Siapa itu wirausaha sosial ? Sebenarnya istilah profesi ini masih banyak yang belum mengetahuinya oleh beberapa warga masyarakat, namun seorang wirausaha sosial adalah sebuah profesi yang mampu menciptakan sebuah solusi akan prihatinan keadaan Negara kita yang penuh dengan segelintir orang yang belum mempunyai suatu pekerjaan.
Kemudian, apabila dilihat dari segi kekayaan alam, kita patut bersyukur akan kekayaan alam yang kita memiliki, mengapa demikian ? karena Negara kita memiliki bentang wilayah pegunungan dan lautan yang luas, tanah yang subur, kekayaan bahan tambang, namun itu semua adalah baru beberapa dan masih banyak lagi kekayaan alam yang dimiliki oleh Negara kita. Sayangnya itu semua belum bisa membantu untuk mensejahterakan seluruh warga masyarakatnya.
Belakangan ini masalah-masalah sosial seakan-akan telah membudaya di kalangan sekitar kita  seperti masalah yang sangat identik kita dengar yaitu masalah sosial berupa masalah pengangguran. Pengangguran, kenapa sih pengangguran muncul ? yah tentu saja karena persedian  lapangan pekerjaan yang dibutuhkan tidak mengimbangi dengan banyaknya jumlah pencari pekerjaan.
Kewirausahaan sosial sebenenarnya menjawab pertanyaan  atas cara menyelesaikan Masala sosial. Gerakan kewirausahaan sosial adalah sebuah proses yang dilakukan oleh warga negara dengan membangun atau mentransformasi institusi untuk meningkatkan solusi pada permasalahan sosial, seperti kemiskinan, penyakit, kesulitan baca tulis, kerusakan lingkungan, pelanggaran hak asasi dan korupsi, dalam rangka membangun kehidupan yang lebih baik bagi semua (Bornstein & Susan, 2010).  
Intinya Negara kita membutuhkan ribuan bahkan jutaan wirausahaan sosial untuk memberikan solusi untuk menjawab kesedihan akan negara kita yang penuh dengan jiwa-jiwa muda yang belum bisa mendapatkan suatu pekerjaan. Bicara tentang sumber daya manusia yang berbasis intelektual atau memiliki skill mempuni sebenarnya Negara kita tidak kalah dengan Negara tetangga. Namun yang menjadi pertanyaanya, kenapa sih Negara kita masih terdapat pengangguran bahkan malahan setiap tahunnya tingkat presentasi pengangguran negara kita meningkat? Yah karena Ribuan sarjana yang dicetak setiap tahunnya masih berboyong-boyong mengantri untuk menjadi pegawai negeri sipil ataupun menjadi pegawai BUMN.
Coba kita mulai membayangkan bersama-bersama jika dari beberapa ribuan sarjana yang dicetak setiap tahunnya ingin menciptakan usaha sendiri dan tidak mau mencari lowongan pekerjaan, dalam arti mereka berusaha menjadi wirausaha sosial dan disetiap wirausaha sosial tersebut mempunyai pegawai-pegawai, maka jumlah pengangguran di Negara kita bisa ditangani dan tentu saja tingkat presentasi jumlah pengangguran bisa berkurang.  Dan terdapat istilah-istilah tentang seorang wirausaha sosial menurut seorang tokoh yaitu Suprapto dan Halim (2006) yang menyatakan bahwa seorang wirausaha sosial adalah individu yang dianggap;
1.      Mampu mengidentifikasi kesenjangan kebutuhan dan peluang yang tercipta dari suatu kesenjangan.
2.      Mengemukakan imajinasi dan visi dari pemahaman peluang tersebut.
3.      Memotivasi dan merekrut sumber daya, membangun visi.
4.      Mampu mengatasi kendala dan resiko yang mungkin terjadi.
5.      Mengenalkan dan menerapkan sistem yang tepat untuk mengendalikan ventura selain menciptakan inovasi juga.
Serta terdapat pula pengertian bahwa seorang wirausaha sosial adalah Unreasonable People. Artinya seorang wirausahaan bisa menciptakan suatu hal yang dianggap orang lain bahwa hal tersebut tidak mungkin bisa terwujud. Itu semua beberapa kelebihan dari seorang wirausaha sosial. Apabila kita ingin mengenal lebih dalam lagi tentang seorang wirausaha sosial, Peter F. Drucker punya jawabannya sendiri tentang hal tersebut. Peter F. Drucker mengungkapkan bahwa seorang kewirausahaan adalah seseorang yang memiliki watak atau ciri-ciri sifat yang mempunyai kemampuan keras untuk mewujudkan gagasan-gagasan inovaif kedalam dunia usahanya dan mampu mengembangkannya dengan rasa tanggung dan pantang menyerah, dapat dikatakan bahwa seorang wirausaha sosial selalu melihat peluang kesuksesan dalam berbagai situasi. Ia tidak melihat kegagalan. Bahkan lebih ekstrim lagi, ia tidak mengenal kegagalan.
Oprah Winfrey, adalah salah satu contoh wirausaha sukses di bidang entertainment yang tidak mengenal kegagalhan. “Tidak ada hal-hal seperti kegagalan dalam hidup saya,” kata Oprah. “Saya tidak mempercayainya.” Pada kesempatan lainnya ia menyatakan bahwa “Saya tidak mempercayai keberuntungan. Saya pikir keberuntungan adalah ketika persiapan bertemu dengan kesempatan.
Kemudian terdapat suatu konsep tentang kewirausahaan sosial yang dijelaskan oleh Bapak Hery wibowo yaitu bahwa seorang wirausaha sosial adalah seseorang yang tidak puas hanya memberikan ikan kepada orang yang lapar, ataupun mengajarkan kepada mereka cara memancing, namun ia tidak akan pernah berhenti sebelum industri perikanan berubah. Artinya, seorang wirausaha sosial pantang menyerah terhadap sistem, sebaliknya (ketika sistem tersebut merugikan masyarakat), ia justru berpikir bagaimana mengubah sistem tersebut.
Pada konteks kewirausahaan sosial,  kita akan mengenal tiga istilah yang saling berkaitan yaitu social enterpreneurship (kewirausahaan sosial), social enterpreneur (wirausaha sosial), dan social enterprise (lembaga yang menaungi aktivitas kewirausahaan sosial). Intinya dalam lingkup kewirausahaan sosial akan terjadi suatu hal yang saling berpengaruhi satu sama lainnya.
Tidak salahnya jika kita ingin menjadi seorang kewirausaha sosial, toh profesi ini bahkan menjadikan kita sebagai seorang yang mampu berpikir positif dan mampu selalu melihat peluang kesuksesan dalam berbagai situasi, dan tidak mengenal kata menyerah dan bahkan kegagalan. Bahkan manfaat pembelajaran lain yang kita akan dapatkan sebagai seorang kewirausahaan sosial adalah untuk:
1.      Selalu berusaha menumpahkan dan menuangkan kreativitas, untuk menciptakan produk baru atau gaya promosi baru.
2.      Selalu berusaha untuk mencapai target keuntungan dan menghindari kerugian.
3.      Selalu berusaha untuk mencari jaringan ataupun teman-teman baru untuk memperluas pasar.
4.      Selalu berusaha untuk menjelajahi beragam ilmu baru tentang kewirausahaan, sehingga pikiran selalu penuh terisi dengan ilmu baru.
5.      dan masih banyak lagi yang lainnya.
Jika kita semua ingin menjadi seorang kewirausahaan sosial, langkah awal yang harus kita lakukan adalah menerapkan suatu usaha yang murni non profit, artinya usaha yang terindikasi oleh kemurnian non profit sebenarnya adalah usaha yang berjalan untuk sebuah manfaat sosial. Lalu dalam perjalanannya, aktivitas mulai merambah ke aktivitas yang menghasilkan profit, sehingga dapat menjaga berlanjutan aktivitas. Atau sebaliknya, kewirausahaan sosial dapat dimulai aktivitas yang murni profit, dan dalam perjalanannya, mulai melakukan kegiatan yang bertujuan untuk menyelesaikan masalah sosial, mengembangkan potensi ataupun upaya-upaya memenuhi kebutuhan masyarakat.
Kewirausahaan sosial adalah milik bersama. Seyogianya semangat inovasi untuk peningkatan potensi dan aset ini dapat dinikmati bersama. Sebaiknya, aktivitas kewirausahaan sosial juga tidak hanya monopoli warga kota. Artinya semua orang itu memiliki potensi untuk menghasilkan sebuah inovasi atau pun suatu mahakarya kreativitas yang sangat manajubkan. So mau siapa kita ataupun kita berasal dari kalangan ekonomi kebawah, kita harus berani untuk bersaing dalam menghasilkan suatu karya yang bias membuat Negara ini dipandang hebat oleh Negara lain.
Mari kita mulai terinspirasi bersama-sama untuk menciptakan keterampilan yang mampu ditransformasikan menjadi aktivitas yang bermanfaat bagi sesama. Serta mari temukan gagasan terbaik, dan segera mewujudkannya. “Mau dibawa kemana Negara ini jika para pemudanya tidak mampu untuk menghasilkan suatu solusi untuk mengobati kesedihan tanah air yang kita cintai ini, karena nasib Negara kita kedepannya ada ditangan kita. Kita? Yah kita, karena kita adalah satu-satunya tumpuan untuk merubah Negara ini menjadi Negara yang mampu menghasilkan suatu solusi yang bisa membelokan arah yang melenceng menjadi lurus kembali”.

Dalam buku ini banyak pembelajaran yang akan kita dapatkan bahkan sampai menjadi suatu pendorong penyemangat untuk kita semua. Dari apa itu yang dimaksud dengan kewirausahaan itu apa. Menurut buku tersebut ada sepuluh pola pikir yang dimiliki oleh seorang wirausahawan, yaitu:
1.      Memiliki locus of control internal
Seorang wirausahawan harus memiliki pengendalian terhadap dirinya sendiri.
2.      Memiliki toleransi untuk ambiguitas
Memiliki toleransi terhadap sesuatu hal yang berbeda atau melanggar hal-hal yang dianggap pakem.
3.      Kesediaan untuk menggaji orang yang lebih cerdas dari dirinya.
Kesadaran atas kesinergitasan akan menghasilkan sesuatu yang lebih banyak dari yang didapat (siap untuk berbagi pikiran dan wawasan serta mengisi kekosongan-kekosongan yang ada pada individu tersebut)
4.      Konsisten untuk selalu berkreatifitas, membangun, dan mengubah berbagai hal.
Kreatifitas artinya menemukan hal-hal yang luar biasa dibalik hal-hal biasa (Bill Moyers, dalam Joyce Wycoff, 2003; 43)
5.      Dorongan yang kuat untuk peluang dan kesempatan
Mampu melihat peluang dan berani untuk menangkapnya.
6.      Rasa ugenitas yang tinggi
Bentuk urgenitas yang tinggi akan memaksa kita untuk berinovasi.
7.      Perseverance
Usaha menciptakan ide baru kemudia berusaha mematangkan dan mewujudkannya.
8.      Resilience
Kesadaran bahwa hidup adalah perjuangan dan perjuangan selalu memerlukan kekuatan untuk bangkit setelah jatuh dan terjerembab oleh kerasnya kehidupan.
9.      Optimis
Bentuk keyakinan bahwa tujuan akan tercapai dan target akan terpenuhi dengan kekuatan yang ada.
10.  Rasa humor tentang diri sendiri
Kemampuan mentertawakan diri sendiri adalah salah satu bentuk kapabilitas untuk mengkoreksi dan bahkan mengkritik diri sendiri.
Setiap wirausahawan yang sukses memiliki empat unsure pokok yaitu:
1.      Kemampuan (hubungannya dengan IQ dan skill)
2.      Keberanian (hubungannya dengan EQ dan mental)
3.      Keteguhan hati (hubungannya dengan motivasi diri)
4.      Kreativitas yang menelurkan sebuah inspirasi sebagai cikal bakal ide untuk menemukan peluang berdasarkan intuisi (hubungannya dengan experiences).
Kewirausahaan sendiri, menurut bentuk kegiatan atau lingkup usahanya dapat dibedakan menjadi empat jenis, seperti yang diungkapkan oleh Ciputra (2009: 8-12).
a.      Business Enterpreneur
Dikategorikan menjadi beberapa jenis:
1.      Kewirausahaan yang dimulai karena keadaan kepepetan. Artinya karena tidak ada jalan lain untuk mencari uang, kemudian dengan segala modal dan sumber yang ada aktivitas kewirausahaan dijalankan.
2.      Kewirausahaan duplikasi. Dalam artian lainnya yaitu kewirausahaan musiman.
3.      Kewirausahaan yang inovatif. Bagi, banyak pihak jenis inilah yang dirasakan mampu memberikan kontribusi pertumbuhan ekonomi yang positif.
Dapat di kelompokan kembali menjadi 2 bagian yaitu Owner Enterpreneur. Para pencipta dan pemilik bisnis yaitu mereka yng mampu melihat peluang dan kemudian mengembangkannya menjadi suatu usaha tertentu. Sementara Profesional Enterpreneur, yaitu mereka yang bekerja pada owner entrepreneur.

b.      Government Enterpreneur
c.       Social Enterpreneur
Sebuah lembaga yang bergerak dengan tujuan sosial namun dalam operasionalnyamenggunakan prinsip dan aplikasi bisnis.
d.      Academic Enterpreneur
Mereka yang dengan sengaja menyusun kurikulum, mendidik dan mengajarkan serta mendorong peserta didiknya untuk menjadi wirausaha.
Kegiatan wirausaha jika dilakukan dengan sungguh-sungguh berpotensi mendorong kita memiliki:
a.       Kualitas berpikir apresiatif
b.      Kemampuan menentukan tujuan
c.       Berperasaan positif.
Jadi apabila kita bersungguh-sungguh dan yakin apa yang kita lakukan dengan baik serta mampu bermanfaat untuk orang lain, maka kita akan mendapatkan suatu feedback yang bisa bermanfaat bagi kita pula untuk kedepannya.
Dion Alexander Nugraha dalam bukunya Revolusi sikap menjadi entrepreneur, menyatakan bahwa paling tidak ada beberapa makna dari kegagalan yaitu:
1.      Kegagalan merupakan guru yang baik.
2.      Kegagalan akan membuat anda mengubah tindakan
3.      Kegagalan merupakan peringatan bagi kita untuk lebih hati-hati atau waspada.
Intinya jangan takut akan kegagalan yang akan menempa kita kelak, karena kegagalan itu sebenarnya adalah suatu berkah yang bernilai baik bagi kita, karena kegagal itu mampu membuat kita berintropeksi diri untuk menjadi orang yang mampu berdiri kembali dengan rasa berani.
Salah satu pembeda utama dengan kewirausahaan biasa (bisnis) adalah penyebab/penggeraknya. Pada diagram di muka, terlihat bahwa kewirausahaan sosial antara lain digerakkan oleh misi sosial, identifikasi peluang, adanya usaha ekstra untuk memperjelas kemungkinan akses kapital dan pihak-pihak bersentuhan yang berpotensi saling mempengaruhi. Swedberg (2006:1) menyatakan:

“ One of the most intersting advances in recent entrepreneurial thought is the idea that the notion of innovative or entrepreneurial behaviour, which was originally invented to deal exclusively with economic phenomena, is today also used to explain what happens in social or non-economic areas of society. “

semakin jelas bahwa penggerak utama kewirausahaan sosial, salah satunya adalah untuk mengatasi permasalahan sosial.
Kemudian bagaimana membangun atsmorif kewirausahaan sosial dalam lingkungn kita. Herry wibowo mengatakn bahwa cara terbaik dalam membangun atmosfir harus Konsisten dan kerja keras adalah salah satu kunci sukses membangun budaya kewirausahaan. Dalam Upaya membangun atmosfir kewirausahaan sosial”.
Artinya sikap kita menjadi titik awal keberhasilan. Seorang Wirausahan harus selalu memiliki sikap yang positive dan selalu berpikiran kedepan. Masalah hanya dijadikan sudut pandang sebelum dijadikan sebagai peluang. Pola pikir da pola tindak kewirausahaan sosial harus selalu diiringi ke konsistenan dan kerja keras tanpa lelah.

Referensi :
·         Http://www.innovation-thinking.blogspot.com (karangan; Herry Wibowo)
·         Buku : Kewirausahaan Suatu Pengantar (karangan; Herry Wibowo)






SOCIAL ENTREPENEURSHIP HIGHLIGHT Oleh : Mochammad Iqbal Makatita


Anda sadar dengan semua permasalahan sosial yang ada ?
Apa anda nyaman dengan semua permasalahan yang membelenggu ?
Lantas mengapa anda hanya diam  dan duduk santai sambil menunggu masalah itu pergi sendiri ?
Apakah hati anda tidak tergerak untuk menjadi bagian dari revolusi besar yang akan terjadi ?
           
            Ya, berangkat dari inilah kewirausahaan muncul. Kewirausahaan adalah sebuah pemikiran yang dimiliki seseorang untuk mengembangkan ide dan cara baru dalam menghadapi atau memecahkan permasalahan dan menemukan peluang. Dari definisi diatas jelas bahwa kewirausahaan mencerminkan aktivitas dari bawah ke atas, maksudnya bagaimana masyarakat berpikir dan bergerak mandiri, tidak menunggu program atau bantuan dari pemerintah, serta lebih memilih untuk membuat hal baru dibandingkan hanya menjadi buruh atau pegawai.
            Kewirausahaan sepertinya sudah ada sejak lama dan sangat sering terdengar oleh telinga kita, tapi kenapa pada kenyataannya permasalahan masih saja bertambah banyak ? jawabannya karena kewirausahaan membutuhkan orang – orang yang memiliki tekad kuat dan semangat pantang menyerah untuk siap dicetak menjadi wirausaha yang unggul dan berbeda dengan orang lain. Bukan hanya orang yang memiliki niat tanpa tindakan, sehingga semunya menjadi omong kosong.
            Dalam prodi Ilmu Kesejahteraan Sosial FISIP UNPAD, kewirausahaan berkembang atau bercabang menjadi hal yang tidak hanya mementingkan keuntungan bagi wirausaha sendiri, melainkan bagaimana usaha yang dilakukan dapat bermanfaat bagi orang lain dan keuntungannya dikembalikan lagi menjadi hal yang berguna bagi masyarakat sehingga dapat meningkatkan kemampuan dan keberfungsian masyarakat tersebut.
            Dalam prodi Ilmu Kesejahteraan Sosial, mahasiswa diajarkan dan di didik bahwa semakin kita membantu orang lain untuk maju, maka usaha kita juga Insya Allah akan ikut maju. Maka Kapan lagi mendapatkan 2 hal dalam satu pekerjaan? Selain anda mendapatkan keuntungan  untuk kehidupan di dunia, anda juga mendaptkan pahala untuk bekal di akhirat.
Inti dari kewirausahaan sosial diantaranya :

1.      Mampu berpikir diluar kebiasaan. Seseorang harus mampu berpikir liar atau out of the box dalam memikirkan dan membuat sesuatu ide yang baru tapi tetap pada taraf yang masuk akal.

2.      Mampu membuat ide dan mewujudkannya. Seperti yang sudah dibahas di atas, bahwa inilah aspek penting yang tidak dimiliki semua orang, kebanyakan orang hanya memiliki niat tanpa membuat sebuah tindakan nyata, niat tanpa sebuah tindakan apa bedanya dengan sebuah mimpi dalam tidur yang tidak akan pernah terjadi.

3.      Menciptakan peluang dan memanfaatkan peluang tersebut. Seseorang harus aktif dan pintar dalam hal menciptakan peluang, tidak menunggu peluang datang tapi menciptakan peluang tersebut dan memanfaatkannya seoptimal mungkin.

4.      Kekuatan mengontrol pada diri sendiri. Percaya dan yakin pada diri sendiri bahwa kesuksesan dan pencapaian hari ini adalah atas semua yang telah kita lakukan. Makin banyak kita melakukan sesuatu, maka makin banyak juga hasil yang akan kita dapatkan. Kita adalah pemegang nasib dan takdir kita sendiri.

5.      Maksimalkan apa yang sudah didapat. Ini pola pikir bila seseorang telah terjun kedalam kewirausahaan, jangan menyesali apa yang telah didapat dan jangan menggerutu apa yang belum didapat. Upayakan dan terus kembangkan apa yang telah didapat agar dapat menghasilkan sebanyak khayalan yang di inginkan. Wujudkan khayalan itu agar tidak hanya menjadi mimpi. (Herry Wibowo. Kewirausahaan suatu pengantar)

            Jika anda telah merasa diri anda cocok dan banyak kesamaan tujuan dengan inti kewirausahaan, sosial apa lagi yang harus anda tunggu dan menjadi bagian dari perubahan besar yang akan terjadi ? Siapa lagi jika bukan anda yang mampu merubah nasib anda sendiri ?

Sumber : Wibowo Herry.2011. Kewirausahaan suatu Pengantar. Widya Padjajaran. Bandung
Blog Indonesia Berpikir Positif


Sumber : Wibowo Herry.2011. Kewirausahaan suatu Pengantar. Widya Padjajaran. Bandung
Blog Indonesia Berpikir Positif - See more at: http://partikel-id.com/?p=134#sthash.qFbGHnVb.enDVUd9Y.dpuf
Sumber : Wibowo Herry.2011. Kewirausahaan suatu Pengantar. Widya Padjajaran. Bandung
Blog Indonesia Berpikir Positif - See more at: http://partikel-id.com/?p=134#sthash.qFbGHnVb.enDVUd9Y.dpuf